Mar 11, 2009

UNCONDITIONAL LOVE (cinta tanpa syarat)

Lima tahun usia pernikahanku dengan Ellen sungguh masa yang sulit. Semakin
hari semakin tidak ada kecocokan diantara kami. Kami bertengkar karena
hal-hal kecil. Karena Ellen lambat membukakan pagar saat aku pulang
kantor.Karena meja sudut di ruang keluarga yang ia beli tanpa membicarakannya
denganku, bagiku itu hanya membuang uang saja.

Hari ini, 27 Agustus adalah ulang tahun Ellen. Kami bertengkar pagi ini
karena Ellen kesiangan membangunkanku. Aku kesal dan tak mengucapkan
selamat ulang tahun padanya, kecupan di keningnya yang biasa kulakukan di
hari ulang tahunnya tak mau kulakukan. Malam sekitar pukul 7, Ellen sudah
3 kali menghubungiku untuk memintaku segera pulang dan makan malam
bersamanya, tentu saja permintaannya tidak kuhiraukan.



Jam menunjukkan pukul 10 malam, aku merapikan meja kerjaku dan beranjak
pulang. Hujan turun sangat deras, sudah larut malam tapi jalan di tengah
kota Jakarta masih saja macet, aku benar-benar dibuat kesal oleh keadaan.
Membayangkan pulang dan bertemu dengan Ellen membuatku semakin kesal!
Akhirnya aku sampai juga di rumah pukul 12 malam, dua jam perjalanan
kutempuh yang biasanya aku hanya membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai di
rumah.

Kulihat Ellen tertidur di sofa ruang keluarga. Sempat aku berhenti di
hadapannya dan memandang wajahnya. "Ia sungguh cantik" kataku dalam hati,
"Wanita yang menjalin hubungan denganku selama 7 tahun sejak duduk di
bangku SMA yang kini telah kunikahi selama 5 tahun, tetap saja cantik".
Aku menghela nafas dan meninggalkannya pergi, aku ingat kalau aku sedang kesal
sekali dengannya.

Aku langsung masuk ke kamar. Di meja rias istriku kulihat buku itu, buku
coklat tebal yang dimiliki oleh istriku. Bertahun-tahun Ellen menulis
cerita hidupnya pada buku coklat itu. Sejak sebelum menikah, tak pernah ia
ijinkan aku membukanya. Inilah saatnya! Aku tak mempedulikan Ellen, kuraih
buku coklat itu dan kubuka halaman demi halaman secara acak.

14 Februari 1996. Terima kasih Tuhan atas pemberianMu yang berarti bagiku,
Vincent, pacar pertamaku yang akan menjadi pacar terakhirku.

Hmm… aku tersenyum, Ellen yakin sekali kalau aku yang akan menjadi
suaminya.

6 September 2001, Tak sengaja kulihat Vincent makan malam dengan wanita
lain sambil tertawa mesra. Tuhan, aku mohon agar Vincent tidak pindah ke
lain hati.

Jantungku serasa mau berhenti...

23 Oktober 2001, Aku menemukan surat ucapan terima kasih untuk Vincent,
atas candle light dinner di hari ulang tahun seorang wanita dengan nama
Melly. Siapakah dia Tuhan? Bukakanlah mataku untuk apa yang Kau kehendaki
agar aku ketahui…

Jantungku benar-benar mau berhenti. Melly, wanita yang sempat dekat
denganku disaat usia hubunganku dengan Ellen telah mencapai 5 tahun.
Melly,yang karenanya aku hampir saja mau memutuskan hubunganku dengan Ellen
karena kejenuhanku. Aku telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan Melly
lagi setelah dekat dengannya selama 4 bulan, dan memutuskan untuk tetap
setia kepada Ellen. Aku sungguh tak menduga kalau Ellen mengetahui
hubunganku dengan Melly.

4 Januari 2002, Aku dihampiri wanita bernama Melly, Ia menghinaku dan
mengatakan Vincent telah selingkuh dengannya. Tuhan, beri aku kekuatan
yang berasal daripadaMu.

Bagaimana mungkin Ellen sekuat itu, ia tak pernah mengatakan apapun atau
menangis di hadapanku setelah mengetahui aku telah menghianatinya. Aku
tahu Melly, dia pasti telah membuat hati Ellen sangat terluka dengan kata-kata
tajam yang keluar dari mulutnya. Nafasku sesak, tak mampu kubayangkan apa
yang Ellen rasakan saat itu.

14 Februari 2002, Vincent melamarku di hari jadi kami yang ke-6. Tuhan apa
yang harus kulakukan? Berikan aku tanda untuk keputusan yang harus
kuambil.

14 Februari 2003, Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi Nyonya
Alexander Vincent Winoto. Terima kasih Tuhan!

18 Juli 2005, Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga. Aku harap aku
tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu aku agar lebih
berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku.

7 April 2006, Vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat ia pulang
kantor sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama. Seharian aku berada
mall mencari jam idaman Vincent, aku ingin membelikan jam itu di hari
ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri kedamaian di hati Vincent
agar ia tidak marah lagi padaku, aku tak akan tidur di sore hari lagi
kalau Vincent belum pulang walaupun aku lelah.

Aku mulai menangis, Ellen mencoba membahagiakanku tapi aku malah
memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Jam itu adalah jam
kesayanganku yang kupakai sampai hari ini, tak kusadari ia membelikannya
dengan susah payah.

15 November 2007, Vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang keluarga,
dia sangat suka membaca di sudut ruang itu. Tuhan, bantu aku menabung agar
aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah Natal untuk Vincent.

Aku tak dapat lagi menahan tangisanku, Ellen tak pernah mengatakan meja
itu adalah hadiah Natal untukku. Ya, ia memang membelinya di malam Natal dan
menaruhnya hari itu juga di ruang keluarga.

Aku sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya. Ellen sungguh
diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku tanpa syarat. Aku berlari keluar
kamar, kukecup kening Ellen dan ia terbangun… "Maafkan aku Ellen, Aku
mencintaimu, Selamat ulang tahun…" (ts)

----------------------------

Jika manusia bisa mencintai pasangannya tanpa syarat. Bayangkan, bagaimana besarnya cinta Tuhan kepada kita yang adalah ciptaanNya… anakNya… sahabatNya… saudaraNya… sehingga Ia memberikan AnakNya yang kekasih untuk mati di kayu salib bagi kita.


Yoh 3:16 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal"