Mengabaikan utang ternyata bisa berakibat fatal. Apalagi jika berutang dengan kartu kredit. Salah-salah, Anda bisa dikejar oleh penagih utang alias debt collector yang disewa bank.
Untuk keluar dari jeratan utang, pertama-tama Anda harus mengidentifikasi jenis utang yang dimiliki. Menurut General Manager Wealth Management Standard Chartered Bank Indonesia Lanny Hendra, ada dua jenis utang, yaitu utang konsumtif dan utang produktif.
Utang produktif adalah utang untuk membiayai kegiatan yang bisa menghasilkan uang guna melunasi utang itu sendiri. Contohnya, utang untuk modal usaha, menyewa ruko, dan membeli komputer untuk bekerja. Utang produktif bisa dibilang “utang yang baik”, sepanjang penghasilan Anda sepadan dengan bunga dan cicilan yang harus dibayar.
Sementara itu, utang konsumtif adalah utang untuk membeli barang yang tak bernilai produktif. Lenny menegaskan, utang jenis ini -termasuk kartu kredit- harus dikelola dengan bijaksana karena bunga yang dikenakan sangat besar.
Pengguna kartu kredit sendiri dapat dikelompokkan jadi dua. Pertama, mereka yang memakai kartu kredit karena tak punya uang tunai di rekening bank untuk membayar dan membeli apa yang mereka inginkan. Mereka ini pada akhirnya sering terlilit utang — karena membelanjakan lebih banyak dari kemampuan. Kebiasaan ini harus diubah agar kesehatan finansial meningkat.
Yang kedua, mereka yang memakai kartu kredit sebagai alat mempermudah pembayaran. Mereka hanya membeli barang yang memang sanggup dibeli dan membayar tagihan secara penuh setiap bulan. Mereka juga kerap hanya menggunakan kartu kredit demi memanfaatkan promosi dari penyedia kartu kredit.
Anda termasuk kelompok yang mana? Berbahagialah jika Anda masuk kelompok kedua karena kelompok ini sangat jarang ditemui. Jika Anda masuk kelompok pertama, inilah lima langkah dari USNews untuk bebas dari jeratan hutang. Sederhana, tapi membutuhkan perjuangan untuk menjalaninya.
1.Sadari pengeluaran
Menggesek kartu kredit memang terasa mudah dan tak perlu usaha sama sekali. Beberapa orang mengakui, saat membayar belanjaan dengan kartu kredit, mereka tak merasa menghamburkan uang seperti ketika membayar dengan uang tunai.
Catatlah setiap pengeluaran dan lakukan analisis: Apa yang jadi pengeluaran terbesar? Makan di restoran? Belanja baju? Kurangi belanja yang tidak perlu.
2. Komitmen untuk berubah
Berbelanja kadang tak banyak menggunakan logika dan alasan. Apalagi bagi orang impulsif yang sulit menahan diri ketika melihat barang yang menarik. Dari itu, Anda harus punya komitmen yang tinggi, serta fokus pada kerusakan yang telah ditimbulkan akibat belanja tanpa perhitungan.
3. Waspadai trik marketing
Banyak bank sebenarnya tak peduli apakah Anda punya uang untuk dibelanjakan atau tidak. Makin lama Anda menunda pembayaran, justru makin banyak untung yang mereka dapat dari bunga kredit Anda. Melepaskan diri sepenuhnya dari pengaruh iklan memang tidak mungkin, tapi waspadalah dan jangan sampai terjebak dalam promosi yang sebenarnya tidak Anda perlukan.
4. Putuskan lingkaran utang
Memiliki terlalu banyak kartu bisa menimbulkan disorganisasi dan menambah utang tanpa terasa. Pilihlah kartu yang mengenakan bunga paling rendah, lalu pindahkan semua tagihan kartu lain ke kartu itu.
Tutup semua rekening yang sudah tidak dipakai dan gunting kartunya. Untuk sementara, hindari berbelanja dan sebisa mungkin gunakan uang Anda untuk mencicil utang. Simpan kartu kredit Anda baik-baik. Beberapa orang menyimpan kartu kreditnya dalam air di freezer agar membeku. Dengan cara ini, Anda akan repot memakai kartu kredit tapi tetap bisa menggunakannya dalam keadaan darurat.
5. Cek kemajuan Anda setiap bulan
Total utang personal seharusnya tidak lebih dari 30 persen dari total pendapatan Anda dalam setahun. Contohnya, jika gaji Anda Rp 3 juta, maka utang Anda tak boleh lebih dari Rp 12 juta